Bab 1 Pedoman Penyusunan Jurnal Ilmiah Bagi Guru (Part 1)

Daftar Isi

RuangJurnal.com – Kami melayani jasa konversi Jurnal Sinta untuk berbagai kebutuhan anda, seperti kenaikan pangkat, syarat kelulusan, dan masih banyak lagi. Namun, sebelum itu, anda bisa menyimak bahasan di bawah ini mengenai Pedoman Penyusunan Jurnal Ilmiah Bagi Guru Part 1

Latar Belakang

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekadar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 3). Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi

tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988: 2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada setiap mata pelajaran masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran peringkat nilainya menempati urutan paling bawah dari enam mata pelajaran yang diebtanaskan, bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang. harus dilakukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep konsep. Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilh

penelitian tindakan (action research) (Sanjaya, hal. 24). Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial dan humaniora (Basrowi & Suwandi, hal. 24 25). Orang-orang yang bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang telah direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka penelitian tindakan-tindakan ini disebut PTK. Tujuan PTK Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Menurut Suyanto (1997), tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54). Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian tindakan kelas

Membicarakan mengenai penelitian, tidak ada sebuah penelitian yang tidak memiliki tujuan. Begitupun halnya dengan penelitian tindakan kelas. yang memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Membuat seorang guru menjadi lebih peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di dalam kelasnya.
  2. Membuat seorang guru menjadi lebih reaktif dan kritis terhadap perilaku murid-muridnya dan juga bagaimana sebaiknya seorang guru menghadapi murid-muridnya
  3. Meningkatkan tingkat seorang guru
  4. Membuat seorang guru menjadi lebih aktif dalam berupaya dan berinovasi serta lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran
  5. terhadap muridnya, baik secara teknik, teori, maupun bahan ajar yang digunakannya5. Membuat seorang guru memperbaiki proses pembelajaran yang diberikannya sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi di kelasnya
  6. Membantu seorang guru dalam menemukan solusi terhadap permasalahan yang timbul di dalam kelasnya
  7. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkesinambungan mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang ditekankan melalui kualitas guru yang terus ditingkatkan.

Sumber: https://thegorbalsla.com/penelitian-tindakan-kelas/

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subjek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekadar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK. Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Lain lagi dengan Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru. Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran. sehari-hari yang dialami guru. Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to practice rather than toproduce knowledge”. Nama PTK sudah menunjuk pada isinya yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:

Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara tertentu dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi dalam peningkatan mutu suatu hal yang diminati.

Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

  1. Kelas dalam hal ini tidak terikat dalam ruang kelas tetapi pembelajaran yang lebih spesifik yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama pula. PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan, dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
  2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang kelas secara profesional Sumber: http://paypelajaran.blogspot.com/2015/11/pengertian-tujuan-manfaatkar ak teristik.html

Demikian panduan mengenai mengenai Pedoman Penyusunan Jurnal Ilmiah Bagi Guru Part  1 apabila membutuhkan layanan pembuatan jurnal sinta untuk menghemat waktu anda. Dapat menghubungi admin ruang jurnal


Sumber: Pedoman Penyusunan Jurnal Ilmiah Bagi Guru Drs Adi Suprayitno M.Pd

Kontak Sekarang

Daftar Jurnal

Latest Post

This will close in 20 seconds