Sasaran Pembelajaran

Daftar Isi

RuangJurnal.com – Kami melayani jasa Fast Track Jurnal Sinta untuk berbagai kebutuhan anda, seperti kenaikan pangkat, syarat kelulusan, dan masih banyak lagi. Namun, sebelum itu, anda bisa menyimak bahasan di bawah ini mengenai Sasaran Pembelajaran

5.1 PENDAHULUAN

Sebagai buku ajar, tentunya sasarannya adalah untuk menyedia kan materi yang baik untuk mendukung pembelajaran. Ada dua macam konsep pembelajaran, yaitu pembelajaran aktif dan pem belajaran pasif. Buku ajar dapat digunakan untuk mendukung kedua macam pembelajaran tersebut.

5.2 PEMBELAJARAN AKTIF DAN PASIF

Pembelajaran aktif (active learning) menempatkan mahasiswa pada pihak yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran partisipatori yaitu mahasiswa mahasiswa terlibat, berpartisipasi, dan menerapkan langsung apa yang mereka pelajari. Karena mahasiswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran, pembelajaran ini akan menginspirasi dan memotivasi mahasiswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang mandiri.

Penerapan dari pembelajaran aktif (active learning) adalah pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered learning). Pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered learning) didefinisikan menurut Gibbs (1992) sebagai pembelajaran yang memberikan mahasiswa mahasiswa otonomi dan kontrol yang lebih besar untuk pilihan subjek permasalahannya.

Pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered learning) juga mempunyai beberapa sebutan yaitu.

  • Pembelajaran arahan sendiri (self directed learning).
  • Pembelajaran fokusan pembelajar (learner focused learning).
  • Pembelajaran mandiri (autonomous learning).
  • Pembelajaran independen (independent learning).
  • Pembelajaran kolaborasi (collaborative learning).
  • Pembelajaran basisan pengalaman (experiential learning).
  • Pembelajaran orisinal (authentic learning).
  • Pembelajaran basisan permasalahan (problem based learning).
  • Pembelajaran konstruktivis (constructivist learning).

Pembelajaran berpusat mahasiswa (studentcentered learning) muncul dari teori pembelajaran yang disebut dengan konstruktivisma (constructivism). Secara umum, pembelajaran konstruktivisma (constructivism) didasarkan pada pemahaman bahwa pembelajar-pembelajar mengonstruksi pengetahuan untuk diri mereka sendiri. Prinsip utama pembelajaran konstruktivisma (constructivism) adalah pengetahuan dicari atau dihasilkan sendiri oleh mahasiswa dan mahasiswa menjadi arsitek pembelajarannya sendiri.

Konstruktivisma (constructivism) dapat dikelompokkan menjadi konstruktivisma kognitif (cognitive constructivism) dan konstruktivisma sosial (social constructivism). Konstruktivisma kognitif (cognitive constructivism) menekankan pada interaksi antara individual dan lingkungannya dalam mengkonstrusikan pengetahuan yang bermakna sedang konstruktivisma sosial (social constructivism) menekankan pada pentingnya interaksi antara mahasiswa dengan dosennya dan dengan mahasiswa-mahasiswa yang lainnya (Barraket, 2005).

Pembelajaran pasif (passive learning) menempatkan mahasiswa pada pihak yang pasif mendengarkan dosen yang aktif memberikan kuliah. Pembelajaran pasif merupakan lawan dari pembelajaran aktif. Pembelajaran pasif disebut juga dengan pembelajaran berpusat dosen (teacher centered learning). Di pembelajaran berpusat dosen (teacher centered learning), dosen merupakan pihak yang aktif dan mahasiswa merupakan pihak yang pasif mendengarkan saja.

Karena kedua pendekatan ini berlawanan, maka peran mahasiswa dan dosen dalam kedua pembelajaran tersebut berbeda. Perbedaan peran mahasiswa antara pembelajaran berpusat dosen (teacher centered learning) dengan pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered learning) tampak di tabel berikut ini.

Tabel 5.1 Perbedaan peran mahasiswa antara pembelajaran berpusat dosen dengan pembelajaran berpusat mahasiswa

Pembelajaran Berpusat DosenPembelajaran Berpusat Mahasiswa
Mahasiswa belajar untuk memenuhi sasaran yang sudah ditentukan oleh dosen.Mahasiswa mempunyai otonomi dan kontrol yang lebih besar untuk pilihan subjek permasalahannya
Mahasiswa menerima pengetahuan yang ditransfer oleh dosen di dalam kelas.Mahasiswa mempelajari pengetahuan sendiri yang diperoleh dari luar kelas dan menggunakannya untuk diskusi di kelas.
Mahasiswa diberi motivasi belajar lewat nilai ujianMahasiswa diberi motivasi belajar lewat tantangan mencari pengetahuan dan diskusi yang menarik di kelas
Mahasiswa belajar secara individual.Mahasiswa lebih banyak belajar secara grup
Nilai Mahasiswa biasanya hanya dinilai oleh dosenNilai mahasiswa tidak hanya dinilai oleh dosen tetapi juga oleh anggota anggota grupnya

Di samping perbedaan peran mahasiswa, peran dosen di kedua pembelajaran tersebut juga berbeda. Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan peran dosen antara pembelajaran berpusat dosen (teacher centered learning) dengan pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered learning).

Tabel 5.2 Perbedaan peran dosen antara pembelajaran berpusat dosen dengan pembelajaran berpusat mahasiswa

Pembelajaran Berpusat DosenPembelajaran Berpusat Mahasiswa
Dosen mentransfer pengalamanan dan kearifannya (wisdom) kepada mahasiswa di kelas.Dosen mentransfer pengalamanan dan kearifannya (wisdom) kepada mahasiswa di kelas.
Dosen lebih aktif mengajar memberikan materi kuliah dan mahasiswa pasif mendengarkan. Dosen lebih memonopoli kelas. Jika ada diskusi di kelas, ibarat permainan sepakbola, dosen lebih berperan sebagai pemainnya bukan sebagai wasit atau pelatih di luar lapangan.Dosen lebih pasif dengan membiarkan mahasiswa yang lebih aktif. Dosen lebih banyak mendengarkan dan mengarahkan diskusi. Jika ibaratnya pemain sepak bola, dosen lebih banyak mengawasi dari luar lapangan. Dosen lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator.

5.3 TUJUAN PEDAGOGIK

Tujuan dari pedagogik adalah tujuan yang akan dicapai dalam melakukan pembelajaran. Secara umum, tujuan dari pedagogik dapat berkisar dari transfer of knowledge sampai dengan transfer of wisdom sebagai berikut (diringkas dari Dooley dan Skinner, 1997).

  1. Mendapat sekedar pengetahuan.
  2. Mempelajari keterampilan menggunakan teknik dan alat.
  3. Mempelajari konsep dan teori.
  4. Meningkatkan kemampuan menemukan permasalahan.
  5. Meningkatkan kemampuan analitikal.
  6. Meningkatkan kemampuan komunikasi yang efektif dan persuasif.
  7. Mengembangkan sikap diri (tanggung jawab, kritis, percaya diri).
  8. Mengembangkan kualitas berpikir (quality of mind) seperti berpikir dengan efisien, etikal, dan bermoral.
  9. Mengembangkan judgment dan wisdom (menempatkan diri di posisi untuk pengambilan keputusan).

Tujuan pedagogik dari mentransfer pengetahuan sampai ke mentransfer wisdom jika dihubungkan dengan metode pembelajarannya (pembelajaran aktif dan pembelajaran pasif) dan sasaran kognitifnya dapat dilihat di gambar berikut ini.

5.4 MATERI BUKU

Dari Gambar 5.1 diketahui bahwa di pembelajaran pasif yang banyak ditransfer adalah pengetahuan saja dan di pembelajaran aktif yang ditransfer adalah wisdom. Oleh karena itu buku yang tujuannya untuk mendukung pembelajaran pasif dan aktif akan berisi dengan materi yang berbeda. Buku yang tujuannya untuk pembelajaran pasif (teacher centered learning) lebih banyak memuat materi pengetahuan, sedang buku yang tujuannya untuk pembelajaran aktif (student centered learning) selain memuat materi pengetahuan juga sarana mentransfer wisdom.

Untuk mentransfer wisdom, paling tidak buku ajar berisi dengan materi untuk mencapai sasaran kognitif minimal menganalisis (ana lyze) menurut taksonomi Bloom atau kognitif yang lebih tinggi yaitu mengevaluasi (evaluate) atau menciptakan (create). Lihat bab sebelumnya untuk diskusi mengenai taksonomi Bloom.

Wisdom dapat ditransfer di pembelajaran aktif dengan proses dis kusi untuk meningkatkan kognitif siswa. Oleh karena itu, materi buku untuk tujuan ini perlu menyediakan materi atau referensi-referensi yang dapat digunakan oleh siswa untuk melakukan diskusi mem praktikkan wisdom mereka. Selain referensi yang ada di daftar pus taka, referensi dapat juga disediakan di dalam paragraf pembahasan berupa tautan (link) ke situs artikel atau situs video seperti contoh ber ikut ini.

Beberapa buku menganggap e-commerce dan e-business adalah sama, hanya masalah perbedaan istilah saja. Ada juga yang mengatakan e-commerce bagian dari e-business. Yang lain mengatakan bahwa keduanya berbeda.   E-commerce didefinisikan sebagai perdagangan yang menggunakan internet dan networks untuk membeli, menjual, dan mengirimkan data, barang, dan jasa. E-business tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan jasa tetapi melakukan semua jenis kegiatan bisnis online seperti melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis, memberikan e-learning, dan melakukan transaksi elektronik dalam organisasi. Lebih lanjut untuk membedakan e-commerce dan e-business dapat mengunjungi situs video berikut:   e-Commerce Vs e-Business: Difference between them with definition, types & comparison chart at   https://www.youtube.com/watch?v=FhpWKUWjOuc

Gambar 5.2 Tautan ke situs internet di paragraf pembahasan

Tautan untuk bahan diskusi juga dapat diberikan di bagian akhir masing-masing bab berupa latihan-latihan internet yang menyediakan tautan untuk dikunjungi sebagai bahan dari diskusi seperti berikut ini.

Latihan-latihan Internet:   1. Kunjungi video di situs https://www.youtube.com/watch?v=DW6Bg_BjeWQ dan artikel di situs https://www.ecommerceceo.com/types-of ecommerce-business-models/mengenai model bisnis e-commerce. Bandingkan dan diskusikan model bisnis e-commerce di dua sumber tersebut.   2. Kunjungi situs https://fi.co/insight/the-10-most-popular startup-revenue-models untuk mempelajari artikel dengan judul The 10 Most Popular Startup Revenue Models. Diskusikan masing masing model bisnis pendapatan tersebut.   3. Lakukan riset mengenai keuangan di perusahaan kecil dan menengah atau SME (small and medium enterprises). Carilah informasi di situs-situs terkait, misalnya di situs https://www. worldbank.org/en/topic/smefinance dan lainnya. Diskusikan hasil riset Anda.

Gambar 5.3 Tautan ke situs internet di bagian akhir bab dalam bentuk latihan-latihan internet

Biasanya di akhir masing-masing bab juga disediakan latihan latihan noninternet berupa pertanyaan-pertanyaan latihan. Pertanyaan-pertanyaan latihan dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pertanyaan-pertanyaan kajian (review questions) dan pertanyaan-pertanyaan diskusi (discussion questions). Pertanyaan pertanyaan kajian (review questions) merupakan pertanyaan pertanyaan yang mengkaji materi yang ada di buku apa sudah dipahami oleh pembaca. Jika pembaca belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, dianjurkan untuk membaca kembali dengan lebih tekun bab bersangkutan.

Pertanyaan-pertanyaan diskusi (discussion questions) meru pakan pertanyaan untuk memicu diskusi. Untuk buku dengan sasaran pembelajaran aktif, pertanyaan-pertanyaan diskusi (dis cussion questions) sangat membantu mengarahkan mahasiswa untuk melakukan diskusi melatih wisdom mereka. Berikut ini contoh dari pertanyaan-pertanyaan kajian (review questions) dan pertanyaan-pertanyaan diskusi (discussion questions).

Pertanyaan-pertanyaan kajian:   1. Sebutkan sistem-sistem informasi apa saja yang dapat digunakan khusus di manajemen tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas! Jelaskan! 2. Bagaimana pengetahuan (knowledge) disimpan di sistem pakar? Dapatkah Anda memberi contohnya? 3. Sistem pakar mempunyai tiga komponen utama. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen ini! 4. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen dari sistem penunjang keputusan (SPK)! 5. Jelaskan perbedaan-perbedaan pokok antara sistem penunjang keputusan dengan sistem pakar!   Pertanyaan-pertanyaan diskusi:   1. Jika Anda harus disuruh memilih antara metode SDLC dengan metode prototyping untuk mengembangkan suatu sistem teknologi informasi, metode mana yang Anda pilih? Jelaskan mengapa Anda memilihnya! 2. Jika beberapa orang melakukan resistency to change karena adanya penerapan sistem informasi yang baru di organisasi, keputusan apa yang harus Anda lakukan sebagai manajer sistem informasi? Diskusikan! 3. Sistem teknologi informasi yang diterapkan di organisasi bisnis dapat menimbulkan permasalahan politik. a. Jelaskan mengapa STI dapat menimbulkan permasalahan politik! b. Jika terjadi permasalahan politik, bagaimana cara menyelesai kannya? Diskusikan!

Gambar 5.4 Pertanyaan-pertanyaan kajian dan pertanyaan-pertanyaan diskusi

Cara efektif lainnya untuk mendukung diskusi di pembelajar an aktif adalah dengan menyediakan materi-materi kasus. Hartono (2009) menyimpulkan yang dimaksud dengan suatu kasus sebagai berikut.

1. Suatu studi dalam bentuk narasi.

2. Menggambarkan suatu situasi bisnis nyata.

3. Yang benar-benar telah dihadapi oleh eksekutif bisnis.

4. Dilengkapi dengan data-substansi dan proses-penting dalam bentuk fakta-fakta sekelilingnya, opini-opini, dan kecurigaan kecurigaan.

5. Keputusan-keputusan eksekutif didasarkan pada data tersebut.

Contoh berikut ini merupakan suatu kasus di dalam buku yang dapat memicu proses diskusi di kelas.

KASUS   Bank Jaya Raya merupakan bank nasional yang mempunyai beberapa cabang tersebar di beberapa daerah. Bank ini memberikan kredit kepada beberapa perusahaan baik perusahaan kecil, menengah, maupun perusahaan besar. Pada waktu nasabah bank belum banyak, bank ini terkenal dengan pelayanannya yang prima, yaitu melayani dengan ramah, sepenuh hati, dan cepat. Permasalahan muncul ketika jumlah nasabah meningkat dan persoalan menjadi lebih rumit. Dengan meningkatnya jumlah nasabah, terutama nasabah yang ingin mendapatkan kredit dari bank ini, muncul banyak komplain terhadap pelayanan yang menurun kepada nasabah. Walaupun pelayanan bank masih tetap ramah, nasabah yang mengajukan permintaan kredit mulai mengeluh dengan pelayanan bank yang kurang cepat dan kurang akurat. Keluhan muncul karena proses pemberian kredit yang berbelit-belit dan lama. Keluhan utama terjadi karena banyaknya keputusan

Demikian panduan mengenai mengenai sasaran pembelajaran, apabila membutuhkan layanan pembuatan jurnal sinta untuk menghemat waktu anda. Dapat menghubungi admin ruang jurnal


Sumber: Hartono, J. 2021. Penulisan Buku Ajar yang Baik dan Produktif: Berbagai Pengalaman Menulis Buku Selama 40 Tahun. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kontak Sekarang

Daftar Jurnal

Latest Post

This will close in 20 seconds